TALKING STICK MENYENANGKAN DALAM PEMBELAJARAN PERISTIWA SEKITAR PROKLAMASI KEMERDEKAAN DI INDONESIA

oleh : Setyaningrum, S.Pd

Pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan integrasi dari empat mata pelajaran yaitu geografi, ekonomi, sosiologi dan sejarah. Materi yang sangat luas terkadang membuat peserta didik cenderung bosan dan tidak mengerti. Apalagi IPS sejarah yang berhubungan dengan peristiwa masa lalu, cenderung membuat peserta didik cenderung bosan dan tidak focus dengan pembelajaran bahkan menganggap belajar IPS terutama sejarah adalah hapalan tahun-tahun dan peristiwa yang terpendam di masa lalu yang diannggap tidak penting, seperti materi peristiwa sekitar proklamasi kemerdekaan di Indonesia kelas IX semester 2 kurang diminati siswa sehingga berdampak pada hasil pembelajaran yang masih rendah.

Pembelajaran yang baik ditandai adanya interaksi antara pendidik dan peserta didik. Untuk mewujudkan pembelajaran yang baik pendidik harus dapat merangsang dan mendorong peserta didik dalam pencapaian hasil belajar yang optimal.

Untuk mengatasi masalah tersebut seorang pendidik harus pandai memilih model pembelajaran yang menyenangkan peserta didik untuk berfikir kritis dan inovatif salah satu yang diterapkan di SMP Negeri 3 Kendal untuk materi peristiwa sekitar proklamasi kemerdekaan di Indonesia di kelas IX Semester 2. Pendidik yang dapat menjalankan suatu model pembelajaran dengan baik akan memberi pengaruh yang baik pada peserta didik termasuk mengasah keterampilan untuk meraih hasil belajar yang baik, salah satunya model talking stick.

Kegiatan belajar sambil bermain adalah satu cara bagus untuk diaplikasikan ke dalam proses pembelajaran. Dengan adanya permainan, siswa akan senang dan terhindar dari rasa jenuh saat mempelajari suatu materi yang disajikan pendidik. Selain itu belajar sambil bermain akan memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk lebih aktif daripada model belajar yang sekedar mendengarkan pendidik berbicara saja. Menurut Maufur (2009:88), Talking Stick merupakan sebuah model pembelajaran yang berguna untuk melatih keberanian siswa dalam menjawab dan berbicara kepada orang lain. Sedangkan penggunaan tongkat secara bergiliran sebagai media untuk merangsang siswa bertindak cepat dan tepat sekaligus untuk mengukur kemampuan siswa dalam memahami materi.

Adapun langkah-langkah model pembelajaran talking stick pertama pendidik membentuk kelompok yang terdiri atas 5 orang, kedua pendidik menyiapakn sebuah tongkat yang panjangnya 20 cm, ketiga pendidik menyampaikan materi pokok yang akan dipelajari, kemudian memberikan kesempatan para kelompok untuk membaca dan mempelajari materi pelajaran, keempat, peserta didik berdiskusi membahas masalah yang terdapat di dalam wacana, kelima, setelah kelompok selesai membaca materi dan mempelajari isinya pendidik mempersilahkan anggota kelompok untuk menutup isi bacaan, keenam, pendidik mengambil tongkat dan memberikan kepada salah satu anggota kelompok, setelah itu pendidik memberi pertanyaan dan anggota kelompok yang memegang tongkat tersebut harus menjawabnya, demikian seterusnya sampai sebagian besar pesserta didik mendapat bagian untuk menjawab setiap pertanyaan dari pendidik, ketujuh peserta didik yang lain boleh membantu menjawab pertanyaan jika anggota kelompoknya tidak bisa menjawab pertanyaan, delapan, pendidik memberikan kesimpulan, Sembilan, pendidik melakukan evaluasi/penilaian, baik secara kelompok maupun individu, sepuluh pendidik menutup pembelajaran.

Adapun kelebihan model pembelajaran talking stick, pertama, pelajaran lebih menyenangkan apalagi dengan disertai lagu-lagu yang menghibur sehingga peserta didik termotivasi dan senang mengikuti pembelajaran, kedua, menguji kesiapan peserta didik dalam kegiatan belajar mengajar, ketiga, melatih kecepatan peserta didik dalam mempelajari materi dan melatih keberanian peserta didik dalam mengemukakan pendapat, keempat, melatih peserta didik dalam menghargai ide serta jawaban orang lain, kelima menumbuhkan tingkat kepercayaan diri peserta didik.

Dari uraian di atas dapat dipahami bahwa model talking stick sedikit banyak membuat peserta didik selalu siap dalam mengikuti pembelajaran. Sebab semua mempunyai kesempatan untuk ditunjuk dan menjawab pertanyaan. Selain itu kegiatan estafet sambal bernyanyi membuat peserta didik merasa gembira dan tidak tegang selama menunggu giliran menjawab pertanyaan, sehingga dapat berdampak pada peningkatan hasil belajar IPS materi peristiwa sekitar proklamasi kemerdekaan di Indonesia kelas IX semester 2 di SMP Negeri 3 Kendal.

Guru IPS SMP Negeri 3 Kendal

Artikel lainnya :
Kaberta Menepis Kendala Bercerita, oleh : Sri Setyowati, S.Pd
Pemanfaatan Limbah Sabut Kelapa untuk Membuat Pot Tanaman
di SMP Negeri 3 Kendal, oleh : Retno Nawangsih, S.Pd.

Pendahuluku Pahlawanku, oleh : Sucipto (Pendidik SMP Negeri 3 Kendal)